Rabu, 30 Juni 2010

Piala Maling, Maling Piala


PRETORIA, KOMPAS.com - Jika ada piala maling, mungkin Afrika Selatan akan menjadi juara dan memperoleh trofi itu. Jika ada maling piala, itu sudah terbukti terjadi di di Afsel pula.

Maling seperti cerita biasa di Afsel dan sehari-hari selalu saja ada. Selama Piala Dunia, sudah banyak kasus permalingan. Rata-rata target para kriminal itu adalah wartawan dan tim peserta Piala Dunia.

Enam wartawan sudah menjadi korban maling dan rampok. Tiga tim juga sudah menjadi korban kemalingan. Diawali timnas Yunani, Uruguay, kemudian terakhir Inggris.

Rupanya, sasaran para maling itu mulai dikembangkan. Mereka kemudian mencuri merchandise atau replika Piala Dunia. Tujuh replika Piala Dunia yang disimpan di Sandton sudah dicuri. Kini, tinggal piala asli yang mungkin terus diincar para pencuri. Bahkan, kemungkinan trofi lain seperti bola emas dan sarung tangan emas juga akan dicuri. Apalagi, bahan bakunya juga emas yang tentu punya nilai tinggi.

Pencurian terhadap trofi Piala Dunia bukan hal baru. Dulu semasa trofi masih bernama Julies Rimet juga pernah dicuri dan baru ditemukan di Inggris oleh seekor anjing di bak sampah pada 1966. Jules Rimet kemudian menjadi milik abadi Brasil karena sudah juara Piala Dunia tiga kali. Namun, piala itu kemudian hilang dan sampai sekarang tak ditemukan.

Kini, para maling di Afsel pun seperti sedang berlomba mendapatkan piala yang asli. Mulanya piala replika, lama-lama terus mendekat ke piala yang asli. Logikanya, kalau bisa mengambil yang asli, kenapa harus mengambil replikanya.

Di Afsel, banyak kelompok maling yang menjadi anggota beberapa geng. Bahkan, hampir setiap blok punya geng sendiri. Mereka sudah berlomba meraih rezeki sebanyak-banyaknya selama Piala Dunia dengan cara mencuri dan merampok. Mungkin, kini juga sudah ada perlombaan di antara mereka untuk mencuri trofi asli Piala Dunia.

Siapa yang menang, dialah juaranya. Dia pula yang mendapatkan pialanya. Dan, piala itu adalah Piala Dunia yang kini sedang susah-payah dperebutkan Brasil, Belanda, Jerman, Spanyol, Uruguay, Paraguay, Argentina, dan Ghana.

"Afsel itu banyak malingnya dan mereka sangat pintar. Kadang-kadang juga ada kerja sama dengan polisi, maka mereka bisa punya akses ke mana-mana. Maka, jangan terlalu percaya polisi," jelas Philip Treeby, warga Pretoria ketika ditanya KOMPAS.com tentang kondisi permalingan di Afsel. Hal sama juga dikatakan beberapa staf KBRI yang lama tinggal di Afsel.

Faktanya, terkadang maling di Afsel bisa mencuri tim peserta Piala Dunia. Itu sangat hebat. Jika tak ada yang memberi akses, tentu orang dalam hotel. Jika itu orang dalam hotel, berarti pegawainya tidak tersaring secara baik.

Pada Piala Konfedeerasi 2009, dua tim peserta juga kecurian uang. Pencurian dilakukan di hotel tim.

Namanya pencuri, mereka tak pernah puas. Jika ada yang lebih besar, maka akan terus dikejar. Sekarang baru replikanya yang hilang. Para pencuri pasti sedang memikirkan bagaimana mencuri yang asli.

Semua bisa ditembus. Tinggal bagaimana melobi pihak keamanan, mengetahui lokasinya, mengatasi penjagaan dan alat penyimpanannya. Ah, geng-geng maling yang banyak jumlahnya di Afsel, pasti sedang berpikir keras. Atau, jangan-jangan mereka sudah menabuh genderang perlombaan untuk mencuri trofi Piala Dunia yang asli. Siapa pemenangnya, dialah peraih trofi itu dan pasti akan bernilai miliaran rupiah.

"Soal keamanan, tak ada yang benar-benar bisa terjami di sini. Ini Afsel, Bung," begitu kata beberapa orang Afsel jika ditanya soal kondisi keamanan di negerinya.


(Hery Prasetyo"KOMPAS.com")

Mengapa Jerman Hebat?


DUEL klasik hari Minggu (27/6) lalu antara Jerman dan Inggris bukan cuma sekadar pertarungan untuk penentuan tim ke perdelapan final. Lebih dari itu, laga yang digelar di kota Bloemfontein ini juga mempresentasikan perbedaan ideologi dan kultur antara dua negara besar sepak bola, yang selalu menjadi rival abadi di berbagai turnamen besar internasional. Pertanyaannya kemudian, mengapa Jerman lebih superior?

Sejak takluk dari Jerman Barat di semifinal Piala Dunia 1990 di Italia, sepak bola Inggris mengalami revolusi komersial yang membuat Liga Primer menjadi yang terkaya di dunia.

Ini terjadi setelah kontrol manajemen aset klub diserahkan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) ke pengelola Liga Inggris pada 1992. Pengelola Liga Inggris juga membuat aturan kepemilikan klub yang lebih longgar sehingga memungkinkan para miliarder asing berinvestasi dan menjadi pemilik klub baru.

Dengan suntikan dana segar, klub-klub Inggris leluasa membeli dan menggaji tinggi pemain asing yang menjadi bintang klub. Tak heran jika prestasi klub-klub Inggris ikut terangkat dan terbukti prestasinya paling konsisten di ajang Liga Champions dalam satu dekade terakhir.

Hadirnya pemain-pemain asing benar-benar menjadikan kompetisi Liga Inggris menjadi menarik. Premiership pun dikemas menjadi sebuah industri hiburan. Klub-klub berlomba membangun stadion baru dan FA menikmati pendapatan besar dari hak siar televisi.

Panggung bagi asing
Namun, ironisnya, pada saat bersamaan, kondisi tim nasional Inggris justru terus terpuruk. Tampaknya keglamoran Liga Inggris yang lebih memberi panggung bagi pemain asing berdampak negatif pada kesehatan timnas Inggris.

Di lain pihak, tim Jerman justru tampak semakin kuat. Meski sejak tahun 1990 Jerman tidak pernah lagi menjuarai Piala Dunia, mereka masih tampil konsisten. Minimal hasil terburuk mereka sampai di delapan besar.

Di turnamen lain, timnas Jerman juga berbicara banyak. Tahun 1996, mereka juara Eropa di tanah Inggris. Di Euro 2008, mereka juga mencapai final sebelum kalah dari Spanyol 0-1.

Di level yunior, timnas Jerman juga unjuk prestasi. Timnas U-19 Jerman juara di kejuaraan Eropa 2009. Baru-baru ini, timnas U-21 mereka juga tampil sebagai juara di kejuaraan Eropa.

Di Bundesliga
Sama dengan negara Eropa lainnya, kualitas tim Jerman juga tidak lepas dari kualitas liganya. Liga Jerman atau Bundesliga termasuk salah satu liga terkaya di Eropa. Meski masih kalah dengan Liga Inggris, Bundesliga punya nilai investasi hingga 500 juta poundsterling.

Dari total uang tersebut, sekitar 20 juta poundsterling dipakai untuk membangun sistem akademi pemain muda yang melibatkan 18 klub. Dibandingkan dengan Liga Inggris, pendekatan aturan pengelolaan finansial dan kepemilikan klub di Liga Jerman lebih ketat. Tidak ada seseorang atau entitas yang bisa memiliki lebih dari 49 persen saham klub.

Selain itu, ada aturan lain yang menetapkan, 51 persen saham klub harus dimiliki anggota klub. Tingkat utang klub juga dibatasi hanya boleh mencapai 30 juta poundsterling. Bandingkan dengan Inggris yang mencapai 3,3 miliar poundsterling. Klub juga tidak boleh mengagunkan asetnya untuk memperoleh pinjaman.

Semua kebijakan ini dimaksudkan agar klub terhindar dari kebangkrutan atau sewaktu-waktu dijual pemilik klub yang hanya memikirkan investasinya aman di klub. Kata kuncinya, keberadaan klub harus bertahan atau berkelanjutan. Tanpa klub, tak ada pembinaan pemain dan bahkan kompetisi juga bisa terancam sehingga muaranya ke timnas. Karena itu, Federasi Sepak bola Jerman (Deutscher Fussball Bund/DFB) tetap mengontrol keuangan klub dengan ketat. Kekuasaan ini tidak diserahkan ke pengelola liga.

Membangun tim
Dengan adanya keseimbangan dan pembagian kewenangan antara DFB dan Bundesliga, memungkinkan keduanya untuk menempatkan kepentingan yang lebih luas dari sekadar kompetisi liga. Mereka akhirnya bisa jauh memikirkan program yang lebih tinggi, yakni bagaimana membangun skuad timnas yang kuat.

Sebagai contoh, DFB dan Bundesliga sangat peduli dengan jumlah pemain lokal yang ada di setiap klub. Mereka mewajibkan klub memakai minimal 12 pemain lokal dari 25 pemain yang didaftarkan untuk kompetisi. Kondisi ini berbeda dengan Inggris yang hanya mewajibkan delapan pemain lokal dari 25 pemain yang didaftarkan untuk kompetisi. Apa yang diterapkan Inggris sesuai standar UEFA, tetapi akhirnya kebijakan itu tidak memberikan kesempatan yang luas bagi pemain lokal.

Dalam satu dekade terakhir, sistem akademi sepak bola Jerman rata-rata mendidik 5.000 pemain usia 12-18 tahun setiap tahunnya. Sistem ini ternyata memberi konsekuensi peningkatan jumlah pemain Jerman yang usianya di bawah 23 tahun yang bermain di kompetisi reguler Bundesliga, yakni sekitar 15 persen atau naik 6 persen dibandingkan dengan dekade sebelumnya.

Kondisi inilah yang terefleksikan pada timnas Jerman yang berlaga di Afrika Selatan. Tim ini merupakan tim yang terdiri atas pemain-pemain paling muda dari tim-tim Jerman sebelumnya di Piala Dunia, sejak 1934. Rata-rata pemain di tim Jerman sekarang berusia 25 tahun. Bandingkan dengan tim Inggris yang rata-rata usia pemainnya 28 tahun. Tim Inggris ini bahkan menjadi tim dengan rata-rata usia pemain tertua, dari tim-tim Inggris sebelumnya.

Sekretaris Jenderal DFB Wolfgang Niersbach dalam wawancara dengan BBC mengungkapkan, kunci keberhasilan Jerman memang dimulai kerja sama yang baik antara DFB dan Bundesliga. Semuanya berawal dari klub, sebelum bicara membangun timnas.

”Itu sebabnya kami selalu bekerja sama dan tentu saja selalu ada diskusi. Namun, di akhir semua itu kami selalu berupaya membuat keputusan yang benar untuk klub yang ujung-ujungnya juga untuk kepentingan timnas Jerman,” kata Niersbach.

Legenda Jerman, Franz Beckenbauer, mengatakan, kurangnya istirahat salah satu alasan mengapa Inggris tampak ”terbakar habis”. Inggris kini saatnya evaluasi.

(Gatot Widakdo "KOMPAS.com")

Selasa, 29 Juni 2010

Wow, Helikopter Sebesar Korek Api


TERINPIRASI dengan film James Bond, sebuah produsen Prox Dinamika asal Norwegia membuat helikopter. Namun, helikopter yang diciptakan hanya seukuran kotak rokok yang dapat digunakan untuk kegiatan mata-mata di udara.

Dengan ukuran hanya sebesar korek api, helikopter yang diberi nama PD-100 Black Hornet nanocopter ini dapat membantu prajurit masa depan dalam memberikan informasi intelijen pertempuran, dengan hanya digerakkan melalui remote control jarak jauh.

Lho, heli mainan? Jangan salah. Black Hornet ini sangat canggih karena dikendalikan dari jarak jauh. Selain itu, heli ini bisa melakukan berbagai manuver yang jelas tidak dimiliki oleh heli mainan. Teknisi di belakang pembuatan Black Hornet ini telah mengembangkan miniscule pesawat terbang yang akan melakukan semua hal, mulai dari memperlambat dan mempercepat gerakan, melayang, dan melakukan hal-hal yang rumit. Misalnya terbang di dalam atau di luar ruangan.

Dengan berat hanya 0,5 gram, heli ini bahkan lebih kecil dari baterai helikopter mainan. Alat mata-mata ini menggunakan motor listrik untuk menjalankannya. Microcopter mengunakan 4 rotor baling-baling. Heli ini dapat membawa sebuah kamera digital kecil dan dapat terbang dengan kecepatan 20 mil per jam.

“Helikopter ini dapat dibawa dalam kantong dan dapat segera disiapkan dalam hitungan detik,” ujar Petter Muren, bos produsen Prox Dinamika. “Heli ini akan bermanfaat dalam situasi yang gawat dan digunakan dalam situasi pertempuran atau dalam gedung yang tertutup. Kami akan membuat versi sipil dan militer dari Black Hornet, tetapi hanya akan dijual kepada pemerintah dan badan intelijen.” katanya.

Jika terjadi sesuatu pada helikopter ini, seperti baterainya rusak atau terjatuh, jangan khawatir. Beberapa penggantian dapat dilakukan dengan mudah. Pihak perusahan memberikan paket standar dengan tiga pesawat terbang, sebuah saku kontrol, dan pengisi daya.

Top 10 Gitar Terunik di Dunia

Inilah Top 10 Gitar Terunik di Dunia yang pernah di pamerkan...gan kalo loe demen sama thread gw ini "Top 10 Gitar Terunik di Dunia" jangan lupa kasi koment ya





















Senin, 28 Juni 2010

Bor Terkecil Didunia

Bor Terkecil Didunia
Terlepas apa ini berguna atau tidak tapi inilah sebuah mesin bor (drill) terkecil di dunia yang pernah ada sampai saat ini dengan ukuran yang tidak lebih dari ibu jari anda. Bor ini benar-benar bisa bekerja seperti bor sungguhan tetapi memang sayangnya tidak bisa untuk mengebor apapun mengingat bentuk mata bor dan mesinnya yang kecil.







Bor ini juga dilengkapi sebuah tempat yang menjadikannya sebuah gantungan kunci. pembuatnya sendiri mengaku bahwa bor terkecil ini dibuat hanya karena dia menyukainya. Tapi kalau anda mau, anda bisa membelinya dengan harga € 85 (sekitar Rp. 1.250.000).





Jika anda mau membuat sendiri juga bisa, pembuatnya juga menjual cara-cara untuk membuat bor kecil ini.






10 Negara Tukang Mabok didunia


10 Negara Tukang Mabok didunia - Dalam daftar ini, Peringkat 10 negara tukang mabuk telah dipilih sesuai dengan survei oleh "Organization for Economic Co-Operasi and development". Dalam survei ini, yang dinilai adalah konsumsi alkohol per kapita suatu negara di seluruh dunia...

1.Irlandia
Konsumsi alkohol murni: 14,2 liter per kapita per tahun
Bir konsumsi: 131,1 liter per kapita per tahun

Local Liquor
Guinness or Harp lager.

2.Finlandia
Konsumsi alkohol murni: 9,9 liter per kapita per tahun

Local Liquor
Vodka and Guinness. As in Russia, a subarctic climate has made Finland a vodka-drinking land. Finland also has a lot of Irish pubs, so a pint of Guinness is never too far away.

3.England
Konsumsi alkohol murni: 10,4 liter per kapita per tahun
Bir konsumsi: 99,0 liter per kapita per tahun

Local Liquor
The warm pint. The English like to drink beer in pubs at cellar temperature out of pint glasses. They specialize in bitters and ales more so than lagers.

4.Russia
Konsumsi alkohol murni: 9,29 liter per kapita per tahun

Local Liquor
Vodka, served cool and in a small wine glass known as a vodka glass.

5.Australia
Konsumsi alkohol murni: 9,8 liter per kapita per tahun
Bir konsumsi: 109,9 liter per kapita per tahun

Local Liquor
The Shiraz grape has found a home in Australian vineyards, and Shiraz wines are full of descriptions men love: bold, robust, rich.

6.Denmark
Konsumsi alkohol murni: 11,5 liter per kapita per tahun
Bir konsumsi: 89,9 liter per kapita per tahun

Local Liquor
Lager, Tuborg and Carlsberg are the ubiquitous brands.

7.Jerman
Konsumsi alkohol murni: 10,5 liter per kapita per tahun
Bir konsumsi: 116,8 liter per kapita per tahun

Local Liquor
Wheat beer. A few brands include: Weizen, Weizenbock, Berliner Weisse, and Leipziger Gose.

8.Republik Ceko
Konsumsi alkohol murni: 11,8 liter per kapita per tahun
Bir konsumsi: 156,9 liter per kapita per tahun

Local Liquor
Any Pilsner or Lager that strikes your fancy.

9.Italia
Konsumsi alkohol murni: 8,0 liter per kapita per tahun

Local Liquor
Grappa, a stiff sipping (or shooting) liqueur made from a by-product of the wine-making process.

10.Perancis
Konsumsi alkohol murni: 14,2 liter per kapita per tahun
Bir konsumsi: 35,5 liter per kapita per tahun

Minggu, 27 Juni 2010

20 Perbedaan Budaya Antara Inggris & Jerman


Inggris dan Jerman memang memiliki budaya yang berbeda baik dalam urusan sepakbola maupun di luar pertandingan.

Banyak yang menyebutkan Inggris dan Jerman merupakan dua negara yang sungguh bertolak belakang. Berikut ini ada 20 perbedaan budaya komikal di antara kedua negara tersebut

Di Lapangan

1) Jerman kerap memenangi turnamen besar. Sementara Inggris masih terus bermimpi
mengulang sukses seperti saat menjuarai Piala Dunia 1966.

2) Jerman kerap menang dalam adu penalti. Sebaliknya, Inggris hanya sekali memenangkan
pertandingan yang diakhiri dengan drama adu penalti.

3) Inggris percaya selama ini mereka memiliki rivalitas abadi dengan Jerman. Namun, Jerman tak merasa memiliki rivalitas dengan Inggris.

4) Di Jerman, kondisi keuangan klub sangat aman. Bisnis dalam sepakbola dikendalikan
tanpa memiliki utang. Berbeda dengan Inggris yang kondisi keuangannya mengkhawatirkan.
Pengelolaannya pun harus ditopang utang yang besar.


5) Di Jerman, bila sang legenda Franz Beckenbauer berbicara, seluruh negeri akan mendengarkan. Di Inggris, bila legenda Bobby Charlton berbicara, seluruh negeri akan
berpikir 'berapa sih usianya dia sekarang?'

6) Di Jerman, Anda bebas minum bir sembari menyaksikan pertandingan di lapangan.
Sebaliknya, di Inggris Anda akan dipandang aneh oleh bartender bila hanya memesan bir di stadion.

7) Irlandia selalu diejek karena 'mengambil' pemain yang dianggap tidak terpakai di Inggris. Sebaliknya, Jerman tak ragu memberi kesempatan kepada Cacau [pemain kelahiran Brasil] bergabung dengan timnas.

8) Di Jerman, 'tak peduli bagaimana caranya yang penting hasil'. Karena itu, menarik kostum lawan, diving, melakukan pelanggaran, dan mengelabuhi wasit meruupakan hal biasa dalam pertandingan. Di Inggris, semua itu dianggap menipu. Filofosi 'keadilan adalah
segala-galanya' sepenuhnya dipatuhi. Karena itu, fair play lebih utama daripada hasil
akhir.

9) Di Jerman, bertahan adalah sebuah seni. Di Inggris, bertahan adalah anti-sepakbola.

10) Klub-klub Jerman memiliki akademi untuk pemain muda yang sangat bagus. Sebaliknya,
klub-klub Inggris hanya bisa menunggu klub-klub di luar negeri menghasilkan bintang muda
bertalenta dan kemudian melakukan pendekatan untuk diajak bergabung.

Di Luar Lapangan

11) Orang Jerman minum bir ringan. Sementara, orang Inggris sudah terbiasa dengan bir
yang lebih keras.

12) Kami suka bir. Tapi, orang Jerman biasa minum bersama dan tak ingin saling bunuh.
Festival bir seperti Oktober fest tidak akan pernah terjadi di Inggris tanpa darah yang
tertumpah.

13) Saat orang Jerman pergi berlibur, yang pertama dilakukan adalah menaruh handuk lebih
dulu. Sebaliknya saat orang Inggris berlibur, yang pertama dilakukan adalah menaruh
tempat minum bir.

14) Di Jerman, Anda tidak akan menemukan sampah dibuang sembarang. Bahkan tidak ada sampah yang ditinggalkan begitu saja. Di Inggris, bahkan mereka yang peduli lingkungan saja membuang sampah di lantai.

15) Di Jerman, sauerkraut adalah acar kubis yang enak yang merupakan makanan tradisional mereka . Di Inggris, Kraut menunjuk pada orang Jerman namun diartikan menghina.

16) Jerman menyukai musik David Hasselhoff. Dia termasuk artis papan atas di Jerman.
Namun, Inggris menganggapnya aktor masa lalu. Sosok yang sempat sedikit ngetop pada tahun 1980-an lewat film Knight Rider yang pernah ditayangkan saluran UK Gold.

17) Kereta Jerman selalu tiba tepat waktu. Terlambat sepuluh detik saja, Anda sudah
ketinggalan kereta. Di Inggris, kedatangan kereta selalu terlambat. Meski terlambat
sepuluh menit, Anda masih harus menunggu kedatangan kereta selama satu jam.

18) Inggris merupakan negara yang membangga-banggakan nasionalismenya. Sementara, Jerman tak ingin mengungkapkan kebanggaan nasionalnya secara berlebihan setelah perang dunia.

19) Di Inggris, kumis lebih dipandang sebagai sebuah 'ironi' atau berkonotasi buruk. Di
Jerman, kumis masih memiliki fungsi sosial.

20) Di Inggris ada lelucon, 'jangan menyebutkan tentang peperangan' yang justru berarti
memang ingin perang. Bagi orang Jerman, itu bermakna sesungguhnya yaitu tidak menyebutkan perang.

Sabtu, 26 Juni 2010

kumpulan foto Design Rumah Paling Gila Di Dunia

ada yang berminat untuk meniru desain rumah dibawah ini??


Cactus House – Belanda

Cube Houses – Belanda


Floating House – Ukraina

Gangster House – Russia
Mushroom House – Ohio
Habitat 67 – Kanada
Wozoco Apartments – Belanda

Wooden Sphere House – Kanada

Upside-Down House – Polandia

Rotating House – Jerman
Pod House – New York
Berman House – Australia